AS dan China Akan Bertemu di Hawaii

Seribu hulu ledak peluru kendali China sudah mengarah ke Taiwan. Sekali tekan tombol, dipastikan Taiwan pun luluh lantak. “Itu akan terjadi kalau Taiwan menyatakan diri sebagai republik yang merdeka penuh, terpisah dari kami,” begitu ketegasan pihak China.

Suhu panas itu memuncak tatkala AS berjanji menggelontorkan fulus 6,4 miliar dollar AS untuk pengadaan senjata Taiwan. Karuan saja, China, sebagaimana catatan Xinhua pada Kamis (30/9/2010), mencak-mencak. Soalnya, Negeri Tirai Bambu tetap ngotot menyatakan kalau Taiwan adalah salah satu provinsinya. China pun menghentikan hubugan militer dengan Uwak Sam (US).

Tapi, kebekuan itu luluh sudah tatkala Michael Schiffer, seorang pejabat Departemen Pertahanan AS berkunjung ke Beijing. Alhasil,  Amerika Serikat dan Cina akan melanjutkan kembali hubungan militer.

Pejabat Amerika Serikat itu mengatakan kedua belah pihak akan menggelar pembicaraan maritim di Hawaii bulan depan, yang akan disusul dengan pertemuan tingkat tinggi di Washington tahun ini juga.

Sekutu

Amerika Serikat merupakan sekutu utama Taiwan dan terikat untuk membantu negara pulau itu berdasarkan Undang-undang Hubungan Taiwan. Bulan Februari, Washington mengatakan penjualan senjata ke Taiwan akan memberikan sumbangan bagi keamanan dan stabilitas antara Taiwan dan China.

AS dan China kini sepakat bahwa dialog merupakan hal penting untuk membangun kepercayaan yang sama guna mengurangi kesalahpahaman dan salah perhitungan, seperti dijelaskan juru bicara Departemen Pertahanan AS, Kolonel Dave Lapan.

Hubungan Washington dan Beijing menegang tahun ini sehubungan dengan kebijakan internet, Tibet, defisit perdagangan AS, serta klaim China atas wilayah di Laut Cina Selatan.